Minggu, 16 November 2008

rebelina

Disebuah siang yang panas membakar ubun2, di balik sebuah jendela kaca angkutan umum, seorang gadis mengamati jajaran orang bersama hewan peliharaanya. Hewan peliharaan kelaparan-butuh makanan. Gadis itu mengerjit, menggelengkan kepala, dan menggerutu pelan. AWAL DARI AKHIR-REVOLUSI SEMAKIN DEKAT. Gadis itu tersimpul bahagia. Matanya kembali menatap orang yg rela berpanasan, mengantri memberi makan peliharaannya. AmoEba bertenaga mesin, amoeba pemakan besin dan solar, amoeba penghasil karbon dioksida. Amoeba peliharaan mereka.
Kadang memang tak ada yg dapat dilakukan rakyat jika penguasa menetapkan ”kebijakan” bahkan tidak hanya terkadang tapi sering. Kebijakan yang tak pernah bijak. Rakyat manut kata penguasa. BBM naik, manut hanya bisa gelengkan kepala dan tidak mampu berteriak. Atau ada juga segolongan rakyat meskipun tau tidak bisa merubah apa2 tapi tetap teriak, berdemo melakukan aksi. Setidaknya itupun perlawanan karena MENYERAH BERARTI MATI, dan mati orang pengejut sangat HINA. Lalu munjullah segolongan manusia, rakyat yang tertindas, kumpulan orang tak mampu, berbaris, berkerumun, berteriak, berorasi. Dijalan jalan2, alun2, dikantor pemerintah. Bahkan ada juga orang yang tak dapat berbicara tangannya berkeringat, jantungnya berberdebar dimuka umum. Tapi pikirannya tetap berontak, tak mau diam tangan bertutur dalam basa tulisan.
Kenaikan BBM untuk sekian kalinya membuat jalan penuh dengan kerumunan manusia berorasi, membuat pom bensin ramai, tarif angkot melangit, bahan pokok tak terjangkau, banyak orang kelaparan, busung lapar, tak mampu brobat. Batang statistik kematian makin tinggi dan tinggi.
Lalu kenapa gadis itu tersenyum? Menggerutu tentang revolusi. Gadis yang malah berterimakasih tatkala orang@ mengutuk pengusa menaikan harga BBM. Inilah gadis yang disebut Green Day sebagai rebel-”she, rebel.
ÆÆÆÆÆÆÆÆÆ
Sebuah panggung disiapkan. Altar hitam dengan cahaya dua batang lilin menyala tertiup angin, menari-nari, menerangi wajah sendu mata tajam dan alis yang melekung indah, lalu gadis itu memulai pengakuannya.
Nama saya Rebelina. Sewaktu kecil saya benci dengan nama saya karena sering ditertawakan teman2. Nama saya sering dipelesetkan menjadi gembelina. Lalu sewaktu sma saya mulai menyukai nama saya. Berawal dari tugas bahasa ingris-saya membuka kamus saya temukan kata yang mengandung nama saya REBEL. Lalu saya mengerjit kenapa saya di beri nama yang berarti pemberontak. Saya anak yang baik, berbakti terhadap orang tua, gemar menabung, tidak sombong dan suka menolong, meskipun kadang-kadang malas sekolah, suka tidur and kalo beol suka lama.
Ketika saya banyak belajar, itu membuat saya mengagumi nama saya, Rebelina. Bagaimana proses saya belajar, kamu tidak perlu tau tentang itu. Kenapa saya tersenyum ketika BBM naik, seperti saya pernah ucapkan INI AWAL SEBUAH AKHIR. Akhir dari kapitalisme ( kehanjuran kapitalisme). Awal dari kehanjuran kerajaan kapitalis terbesar sepanjang masa, Awal dari bergulirnya penguasa dunia. Kenaikan BBM mempercepat Revolusi. Dulu ketika renaisans mulai bangkit dimulai denagn keadaan kacau, bergulirnya kebudayaan, pola pikir, cara hidup membuat renaisans besar sedikit demi sedikit. Ketika komunis hancur berkeping2 bersamaan dengan tenggelamnya rusia, pergolokan yang terjadi sangat hebat. Jepang dipukul mundur dengan hanjurnya nagasaki dan hirosima. Ketika Negara Islam pimpinan MUHAMMAD SAW bangkit diawali dengan di boikotnya kaum muslimim mekkah oleh kaum Qurais, terusir dan akhirnya revolusi terjadi. BLAAR!!!!!
Bukankah untuk membakar kita membutuhkan api? Dan api untuk membakar peradapan, selalu diawli dengan percikan kecil yang ditimbulkannya sendiri hingga membesar, lalu membakar peradapan itu sendiri sampai musnah. Ironis tapi juga mengesankan. Ironis itulah dunia. Ironis, tapi itulah kehidupan yang berputar. Revolusi bukan sesuatu yang wah. Biasa saja. Dunia diciptakan tidak dalam keadaan berhenti, tapi berputar. Maka Revolusi-perputaran itu hal yang semestinya. Kebudayaan sejati adalah revolusi jadi kenapa bingung kalau suatu saat terjadi revolusi. Apakah saya salah tersenyum menyambut selamat datang revolusi berikutnya. Revolusi yang saya yakini akan mengarah kearah lebih baik.
Api kecil selalu disurut ditempat yang oleh orang kapitalis sebut negri muslim. Islam tergencet. Islam tertindas. Perlawanan islam terjadi dimana-mana, sepertinya akan butuh banyak waktu kalau harus disebutkan tempatnya. Teramat banyak tempat yang sudah disulut api kapitalis, dan pada saat nya nanti apikan membesar dan membakar kapitalisme itu sdendiri. saya yakin islam akan menjadi api yg besar. Revolusi memang harus terjadi. Dan akan segera terjadi.
Mengerikan? Oh gak, itu biasa saja. Mayat2 hanjur lebur di irak, bali ,thailand, di bosnia dan diseluruh belahan bumi akibat kapitalisme. Dan itu biasa saja bagi mereka.
Sekarang masalahnya kapan revolusi itu terjadi? (bersambung)