Minggu, 16 November 2008

ga sadar

Waktu kita naik kenderaan umum, rambut lurusmu tertiup angin yang berhembus dari arah luar jendela. Lalu kamu merapihkannya. Namun rambutmu tetap berantakan. Coba kamu tutup jendelanya, baru rapihkan rambut lurusmu.; bisikku lirih. Waktu kita akan turun, kamu menarik kaos bagian belakangmu agar dapat menutupi bawah punggung. Kamu jg menarik kaos bagian depan. Entah apalagi yg ingin kau tutupi kali ini. “ coba kamu tutupi tubuhmu dengan pakain layak pakai. Kamu kan gak perlu repot tarik sana-sini.; bentak ku dalam hati. Lalu kita berpisah tanpa pamit satu sama lain karena kita memang tak saling kenal.
Sekarang pun masih banyak orang yg melakukan hal yg sama (sia-sia). Mereka gak sadar permasalahan yg mereka hadapi. Mereka menduga ketimpangan dalam penerapan hukum adalah masalah yang mereka hadapi. Sehingga mereka meminta supremasi hukum ditegakkan. Mereka gak sadar kalau itu hanya akibat dari sistem yg ada.
Sama seperti kamu yang ga sadar (duga) kalau rambutmu berantakan hanyalah akibat dari jendela yg terbuka. Coba kau tutupi rambutmu dengan kain penutup kepalamu (jilbab). Mereka jg menganggap bahwa pemimpin yg tidak amanah sebagai biak kerok. Gak sadar kalau pemimpin hanya menjalankan sistem yg ada, yakni sistem demokrasi cucu dari kapitalis yg nyata kebobrokannya. Sama sperti kamu yg gak sadar kalau baju adikmu itu masalahnya.
Kamu tau slogan mereka “ reformasi sampai mati’. Mereka gak sadar sampai mati pun masalahnya gak kan selesai kalau Cuma menyelesaikan masalah yang merupakan buah dari sistem yang menciptakan akibat itu. Padahal mereka tau kalau islam sistem yg sempurna dan paripurna. Coba ubah sistemnya jadi sistem islam dan ganti pemimpin yang paham akan islam. Ya revolusi sampai mati. Mulai sekarang mereka harus sadar- melakuakan revolusi sampai mati